Pentingnya Kasih Sayang
An Nawadir 19
Diceritakan bahwa suatu ketika Nabi Muhammad perjalanan pulang setelah melaksanakan shalat ied, nabi melihat anak-anak sedang bermain bersama, tapi ada salah satu anak kecil berpakaian kusut yang hanya duduk pinggir jalan tidak ikut bermain.
Nabi bertanya : "Hai nak, kenapa kamu menangis dan tidak ikut bermain?". Anak tersebut menjawab dan dia tidak tahu bahwa yang sedang bertanya adalah Nabi Muhammad SAW. "Tolong biarkan saya sendiri, bapakku telah meninggal dalam peperangan bersama Nabi Muhammad, lalu ibu saya menikah lagi dengan seorang laki-laki. Namun yang menyedihkan adalah suami baru ibuku itu nakal, harta bagianku dimakan, aku diusir dari rumah, akhirnya saya sekarang tidak punya siapa-siapa, dan tidak punya apa-apa. Kalau saya melihat teman-teman, mereka masih mempunyai orang tua, bermain dengan senang, berpakaian yang bagus. Melihat semua itu akhirnya kesedihanku semakin membara dan membuatku menangis".
Lalu Nabi memegang kedua tangan anak kecil itu dan berkata "Hai nak, apa kamu rela jika aku menjadi bapakmu, dewi Aisyah menjadi ibumu, Fathimah menjadi bibimu, Ali menjadi pamanmu dan Hasan Husein menjadi saudaramu?". Dijawab oleh sang anak kecil "Mana mungkin saya menolak wahai utusan Allah".
Kemudian nabi membawanya ke rumah, diberinya pakaian terbaik, dihiasi, diberi makan dan dipuaskan sepuas mungkin.
Setelah itu sang anak kecil keluar dari rumah nabi dengan bergembira dan bergegas menuju ke tempat bermain teman-temannya tadi.
Sesampainya di tempat bermain, para temannya kaget "Hai kau, kamu tadi bersedih, kenapa sekarang sudah berubah bergembira?"
Jawab anak kecil "Ya memang, aku tadi masih lapar lalu dikasih makan, aku tidak punya baju lalu dikasih baju, aku tadi anak yatim tapi Rasulullah sekarang menjadi bapakku, Dewi Aisyah ibuku, Fathimah bibiku dan Ali pamanku.
Teman-temannya lalu berkata "Kenapa bapak kita tidak mati saja semuanya dipeperangan itu?".
Kemudian sang anak itu hidup bersama Nabi sampai beliau Nabi meninggal dunia.
Dan ketika Nabi meninggal dunia, nangislah anak itu sambil menabur-naburkan tanah pada kepalanya dan dia bilang "Aku sekarang anak Yatim, aku sekarang orang luar, aku tidak punya siapa-siapa lagi." Lalu anak itu dipeluk erat oleh Abu Bakar As Shiddiq dan dikasihani.
Mudhoffar A.
Komentar
Posting Komentar