Sang Kyai Hamdalah

𝗦𝗔𝗡𝗚 𝗞𝗜𝗔𝗜 𝗛𝗔𝗠𝗗𝗔𝗟𝗔𝗛

Al_’allamah Syaikh Mahfudz Termas, pernah mengangkat topik pembahasan tentang “Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin” dan “Laa Ilaaha illallaahu”. Bahwa ternyata ulama berbeda pendapat; mana yang lebih utama bagi hamba yang mengucap salah satu di antara keduanya?

Segolongan ulama berpendapat; mengucapkan “Alhamdulillaahi Rabbil ‘aalamiin” lebih utama, karena kalimat itu mencakup ikrar ke-Esa-an (tauhid) sekaligus pujian. Sedangkan “Laa Ilaaha illallaahu” hanya mencakup tauhid saja. Golongan ulama lain menyatakan “Laa Ilaaha illallaahu” lebih afdhal. Sebab kalimat ini mampu menghapus stempel kafir dan musyrik saat diucapkan. Sekaligus menjadi titik juang perang kita kepada manusia. Di tambah lagi sabda Nabi SAW;
أفضل ما قلت أنا والنبيون من قبلي: لاإله إلاالله وحده لاشريك له

Meneladani “Sang Kiai Hamdalah” Almaghfurlah KH Fuad Mun’im Djazuli Ploso, penting sekali bagi para santri memahami betapa dahsyat kekuatan Alhamdulillah yang senantiasa beliau jadikan pusaka pembasah bibir dalam reflek melepas kalimat-kalimat yang berakibat kesejukan hati bagi siapa saja mustami’ yang pernah bertatap muka.

Jelas sudah, kandungan tauhid dalam kalimat “Laa Ilaaha illallaahu”. Yakni pengakuan untuk menafikan seluruh tuhan sesembahan, dan langsung di susul memunculkan hanya satu saja yang pantas di sembah; Allah SWT. Kandungan itu juga ada dalam Hamdalah dengan alas gambaran :
Saat “al” pada Alhamdulillah difungsikan untuk “istighraq” dan “jinsi”, maka seluruh pujian yang ada dari personal mana pun akan habis terkumpulkan hanya bagi Allah SWT semata, baik secara “muthabaqah” maupun “iltizam”.

Betapa agung dan mulianya manusia yang memperoleh nikmat berupa; hati yang dapat menyatupadukan antara tauhid dan pujian dalam tiap ucapan hamdalahnya. Jika berani mencoba analogikan alur penjelasan Syaikh Mahfudz dalam al_Manhal al_’amiim hasyiah Minhaj al_Qawiim (1/53-55), mungkin itu makna harfiah dari gabungan kalimat “Fuad” dan “Mun’im". Wallaahu A’lam..

يامُنعِم أنعِم فؤادنا بتوحيدك وحمدك

Kawulo Alit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara unik Kyai Umar mengatasi santrinya yang Nakal

Pentingnya Kasih Sayang

Keutamaan Malam Nishfu Sya'ban