Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

keutamaan meluangkan waktu untuk beribadah

Gambar
An Nawadir 16 Di kisahkan bahwa : ada seorang Abid (ahli ibadah) yang selalu sibuk beribadah terhadap Allah selama 100 tahun di suatu tempat, lalu diganggu oleh syetan untuk menyudahi kesendirian khusyu' beribadah tersebut. Lalu Abid tersebut masuk ke kota untuk berkunjung pada kerabat-kerabat dan teman-temannya. Ditengah2 berkunjung ada salah satu teman yang sangat tertarik lalu mengajaknya untuk singgah sementara di rumahnya, lalu teman tadi berjanji akan melayani dg sebaik mungkin. Selama 7 bulan sang Abid berada di rumahnya, dan pernah suatu malam bermimpi, saat terbangun lalu menjerit sekeras mungkin sampai tuan rumah atau teman dan orang-orang sekitarnya terkejut kemudian bertanya.. "apa yang terjadi hai temanku?". Abid menjawab "Tolong hidupkan lampunya, aku tadi tidur dan bermimpi bertemu seorang pemuda tampan dan bersih dan bilang padaku bahwa "Akulah Rasulullah, kesalahan allah apa sampe kamu tidak lagi beribadah. Kembalilah pada tempatmu y

Keutamaan Puasa

Gambar
An Nawadir 15 Diceritakan dari Sufyan Ats-Tsauri Radhiyallahu 'anh, beliau berkata: Aku tinggal di Makkah selama tiga tahun. Ada seorang laki² penduduk kota tersebut setiap siang hari mengunjungi masjid. Di sana ia melakukan thawaf, shalat dua rakaat, dan mengucapkan salam kepadaku, Setelah itu ia kembali ke rumahnya. Lalu aku dan laki² itu menjadi teman akrab dan aku juga sering berkunjung ke tempatnya. Pada suatu hari laki² itu sakit dan ia memanggil aku : "Apabila aku mati, maka mandikan oleh kamu sendiri, shalatkan aku, dan kuburkan aku. Dan pada malam itu, jangan engkau tinggal aku sendirian di dalam kubur, tuntunlah aku untuk meng~esakan Tuhan tatkala pertanyaan Munkar dan Nakir," pinta laki² itu kepadaku. Aku memegang teguh pesannya. Ketika laki² itu meninggal, aku melakukan perintah yang ia titipkan kepadaku. Pada malam itu aku tidur di samping kuburnya di antara sadar dan tidak, aku mendengar sebuah suara dari atasku : "Wahai Sufyan, ia tidak mem

Macam-macam Hukum

Gambar
An Nawadir 14 Dikisahkan : bahwa Hukum pada zaman Nabi Ibrahim AS. itu langsung diserahkan pada Api, kalau orangnya benar maka tangan dimasukkan tidak terbakar dan kalau salah maka tangan akan terbakar sebagai bukti kesalahannya. Sedangkan hukum di zaman Nabi Musa AS . Itu diserahkan pada tongkat, kalau orangnya benar maka tongkat akan tenang dan kalau orangnya salah maka akan bergetar. Sedangkan Hukum dizaman Nabi Sulaiman AS. langsung pada Angin, kalau benar makan angin akan tenang, tapi kalau salah maka orangnya akan diangkat lalu di lempar ke tanah. Sedangkan hukum di zaman Dzulqarnain langsung pada Air, kalau orang benar maka air tersebut mengeras dan bisa diduduki, kalau salah maka akan mencair. Sedangkan Hukum di zaman Nabi Dawud AS. adalah pada rantai yang menggantung, kalau oranynya benar, maka akan bisa sampai pada rantai tersebut, tapi kalau salah tidak akan bisa meraihnya. adapun hukum di zaman Nabi Muhammad SAW. adalah dengan janji dan sumpah, sesuai dg Fir

Keutamaan Malam Nishfu Sya'ban

Gambar
An Nawadir 13 Diceritakan : Suatu ketika Nabi Isa AS sedang dalam perjalanan, ditengah perjalanan ia melihat sebuah gunung yang tinggi, ia pun ingin mendakinya. Setelah mencapai puncak, ia dikagetkan oleh sebuah batu besar berwarna putih, Lebih putih daripada susu. Ia berjalan di sekeliling batu tersebut. Ia terkagum² dengan keelokan batu tersebut. Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu untuk Nabi Isa : "Wahai Isa, apakah kamu ingin kutunjukkan sesuatu yang lebih mengagumkan daripada pemandangan yang kamu lihat yang saat ini ??" "Ya, wahai Tuhanku," jawab Nabi Isa. Kemudian batu tersebut di belah oleh orang tua yang sebagian kepalanya berambut putih. Ia berada di atasnya sambil memegang tongkat berwarna biru. Di depan kedua matanya terdapat hidangan buah anggur. Ia berdiri dan melaksanakan shalat. Nabi Isa AS takjub melihat pemandangan ini. "Wahai syekh, apa yang aku lihat ini ??" tanya Nabi Isa. "Ini adalah rezekiku setiap hari," jawab

Keteguhan Hati

Gambar
An Nawadir 12 Dikisahkan : Bahwasanya Mubariz (Pasukan) yang berasal dari Romawi telah berhasil menahan jamaah pasukan islam pada masa Khalifah 'Umar bin Khatthab. Kemudian Pasukan tadi menyampaikan kepada Raja Romawi (Naqfur) bahwa di antara para tahanan orang islam itu ada seorang laki² kuat dan berwibawa, kemudian raja memanggil laki² tersebut dan ingin mengetahui tentangnya. Di depan kerajaan terdapat tali panjang yang terbentang sehingga tidak ada seorang pun bisa masuk menemui raja kecuali dalam keadaan ruku'. Tatkala melihat tali tersebut, laki² kuat itu enggan masuk ke dalam, dan ia berkata: "Sesungguhnya aku malu kepada Muhammad ﷺ, kerana masuk ke rumah orang kafir dalam keadaan ruku'," tegasnya. Selanjutnya raja memerintahkan pasukan untuk memindahkan tali penghalang agar laki² itu bisa masuk. Kemudian laki² tersebut pun memasukinya, Di sana raja berbicara dengan laki² kuat itu cukup lama, Beberapa saat kemudian, raja memberikan tawaran kepad

Thoriq Ahli Tawakkal

Gambar
An Nawadir 11 Thariq As-shadiq dikenal sebagai orang yang ahli berserah diri. Dijuluki demikian, karena suatu peristiwa yang terjadi padanya. Ia pernah terjatuh dalam sebuah sumur tua dan kala itu lewatlah sekelompok orang yang akan berangkat haji. Salah seorang dari kelompok itu kemudian berkata : “sebaiknya kita tutup lubang ini agar tidak ada orang yang terperosok kedalamnya”. Sekelompok orang itu tidak menyadari kalau Thariq ada didalamnya. Mandengar itu, Thariq as-shadiq tidaklah panik, lalu ia berkata dalam hati : “Kalau memang aku orang yang tulus, aku harus diam.”Maka Thariqpun diam saja. Orang-orang itu pun menutup lubang sumur, kemudian pergi. Dalam keadaan gelap gulita Thariq berada dalam sumur. Tiba-tiba Thariq menemukan 2 buah lentera, sehingga dengan kedua lentera itu ia dapat melihat sekeliling. Tak lama kemudian, ada seekor ular besar menuju kearahnya. Lalu ia pun berkata dalam hati, “ Saat ini, akan kelihatan apakah aku tergolong orang yang tulus atau pendusta?” Ketika

Uwais Al Qoroni shalat di atas laut

Gambar
An Nawadir 10 Diceritakan oleh seorang laki-laki bahwa : Ketika kami sedang berlayar bersama banyak para pedagang, pada saat itu kapal sedang diserang ombak besar dan angin yang sangat kencang hingga mengakibatkan seluruh isi kapal kacau. Pada saat yg sama tiba-tiba terlihat seseorang didalam kapal dengan tenangnya sambil selimutan dengan kain bulu domba. Ombak tiada henti-hentinya menyerang kapal, sampai banyak sekali air yang masuk ke dalam kapal hingga akhirnya para penumpang semakin ketakutan. Lalu laki-laki yg tenang tersebut keluar dari kapal dan shalat diatas air laut. Para penumpang lalu bertanya pada lelaki tsb "Hai Wali Allah, lihatlah keadaan kita !!!", tapi dia tidak menghiraukan sedikitpun. Lalu kita bilang lagi padanya "Sungguh demi dzat yang memberi kekuatan pada seluruh hambanya, tolonglah kami dan lihatlah kami...". Lalu dia menoleh dan berkata "kenapa kalian ini?", Tanya lelaki itu dengan tanpa rasa takut sedikitpun. Lalu kita bertanya &q