Totalitas Beribadah


An Nawadir 3.

Sudahkah sampai kepada kita kisah ‘Amir bin Abdullah at-Tamimi ? Seorang tabi'in yang zuhud dari Basrah. Kesehariannya tergambar dalam kalimat berikut. Saat subuh ia menjadi imam shalat, lalu memimpin majelis Alquran sampai waktu dhuha. Saat dhuha, ia mengerjakan shalat Dhuha sampai waktu zhuhur. Kemudian ia meneruskan shalat sunah sampai waktu ashar.

Setelah ashar, ia kembali membuka majelis ilmu sampai waktu maghrib. Kemudian, ia meneruskan ibadah sampai waktu isya. Shalat Isya usai, ia pulang ke rumah, makan roti lalu tidur sebentar, kemudian bangun malam untuk shalat, sahur dan keluar lagi pada waktu subuh.

Itulah rutinitas harian seorang tabiin. ‘Amir bin Abdullah at-Tamimi memaknai jika konsekuensi ia diciptakan adalah untuk beribadah. Ia totalitas melakukannya. Totalitas beribadah seperti ‘Amir at-Tamimi yang kini amat jarang kita jumpai.

Kita patut merenung atas capaian-capaian ibadah kita. Sungguh benarlah ‘Amir at-Tamimi jika tugas seorang manusia dan jin diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Kita patut merenung. Bagaimana dengan ibadah mahdah kita? Kemudian kita cek bagaimana ibadah ghairu mahdah kita?

Sejalan dengan keteladanan Amir bin Abdullah At Tamimi dalam totalitas beribadah, diceritakan pula dalam Kitab An Nawadir hikayat ke-3 bahwa ada seorang Ahli Ibadah sedang shalat, sesampainya di bacaan 'Iyyaka Na'budu' (hanya padamu Allah kami menyembah). Diwaktu itu pula terbesit dihatinya bahwa dia adalah seorang ahli ibadah yang sempurna, akhirnya ada suara tanpa rupa bilang "Kamu bohong, ibadahmu hanya karena kepentingan yang lain". Lalu setelah shalat dia bertobat dan menghindari orang-orang sekitar.

Setelah itu dia shalat lagi, sesampainya di ayat yang sama yaitu 'Iyyaka Na'budu' terdapat suara lagi dan berkata "Kamu bohong, ibadahmu hanya karena istrimu". Lalu setelah shalat dia menceraikan istrinya. 

Setelah itu lalu shalat lagi, dan sesampainya di ayat seperti diatas terdapat suara lagi berbunyi "Ibadahmu hanya karena hartamu". Setelah shalat lalu dia menyedekahkan seluruh harta yg dimilikinya, 

Setelah itu shalat lagi dan lagi-lagi sesampainya ayat 'Iyyaka Na'budu' terdengar lagi suara dan berbunyi "Ibadahmu karena pakaianmu, bukan karena tuhanmu". Setelah shalat seluruh pakaiannya di sedekahkan kecualibhanya yang dipakainya. Lalu shalat dan sampainya di ayat 'Iyyaka Na'budu' ada suara "Ibadahmu sudah benar, kamu benar-benar sudah beribadah dengan tulus".

Kawulo Alit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara unik Kyai Umar mengatasi santrinya yang Nakal

Pentingnya Kasih Sayang

Keutamaan Malam Nishfu Sya'ban